PENDIDIKAN KARAKTER PADA KESENIAN TRADISIONAL PERESEAN DI LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT

Isi Artikel Utama

Ni Made Nitha Perwithasari
Sucita Annisa Belia Istiqomah

Abstrak

Keberagaman budaya Nusantara merupakan dasar dari kebudayaan nasional yang mengakar dalam kehidupan sosial budaya masyarakat. Peresean merupakan salah satu permainan tradisional yang merupakan kesenian tradisional masyarakat Suku Sasak yang mempertarungkan dua laki-laki (pepadu) dengan menggunakan senjata dari tongkat rotan dan perisai yang berkaitan dengan pendidikan karakter. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendidikan karakter melalui permainan tradisional peresean dengan menggunakan metode studi pustaka (library research) yaitu metode dengan pengumpulan data dengan cara memahami dan mempelajari teori-teori dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Pengumpulan data tersebut menggunakan cara mencari sumber dan menkontruksi dari berbagai sumber contohnya seperti buku, jurnal, dan riset-riset yang sudah pernah dilakukan. Peresean sebagai seni pertunjukan tradisional bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga mengandung berbagai nilai pendidikan karakter yang sangat penting bagi Masyarakat, yaitu keberanian dan ketahanan, disiplin dan sportivitas, kerjasama dan kreativitas, menghargai tradisi dan kemandirian, ketahanan fisik dan mental, pengendalian diri, sabar dan tahan uji, dan silaturrahmi. Nilai karakter tersebut dapat diteladani dan diterapkan dalam berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Nitha Perwithasari, Ni Made, dan Sucita Annisa Belia Istiqomah. “PENDIDIKAN KARAKTER PADA KESENIAN TRADISIONAL PERESEAN DI LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar (JIPDAS) 5, no. 2 (Mei 30, 2025): 924–933. Diakses Juni 23, 2025. https://jurnal.spada.ipts.ac.id/index.php/JIPDAS/article/view/2672.
Bagian
Artikel

Referensi

Ajiningsih, C. R., Syamsi, I., & Haryanto, H. (2019). Pendidikan Karakter di Sekolah Inklusif. Atlantis Press, 296(Icsie 2018), 169-172.

Amir, A., Sukarno, T. D., & Rahmawati, F. (2020). Identifikasi Potensi dan Status Pengembangan Desa Wisata di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, 4(2), 84-98.

Andriani, T. (2012). Permainan Tradisional Dalam Membentuk Karakter Anak Usia Dini. Jurnal Sosial Budaya, 9(1), -.

Hisyam, C. J. (2021). Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bumi Aksara.

Irpani, A., Tahir, M., & Novitasari, S. (2023). Pengembangan Media Permainan Deprak Berbasis Kearifan Lokal Untuk Keterampilan Berbicara Kelas IV Sd Negeri 1 Mataram. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8(1b), 922-928.

Juwariah. 2016. Maen galah: permainan tradisional aceh sebagai media untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak usia dini. Jurnal Pendidikan Anak,1(2),119-133.

Kurniati. 2016. Permainan Tradisional Dan Perannya Dalam Mengembangkan Keterampilan sosial Anak. Jakarta: Kencana.

Mastur, M. (2018). Agresifitas Sang Petarung Peresean: Analisis Psiko-Sosio-Antropologis Atas Tradisi Presean Etnis Sasak. Fikroh, 7(2), 1-32.

Piaget, J. (1962). Play, dreams, and imitation in child hood. New York: W. W. Norton.

Priyatna, M. (2017). Pendidikan Karakter berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Pendidikan Islam, 5(1), -.

Rosana, E. (2017). Dinamisasi Kebudayaan dalam Realitas Sosial. Jurnal Studi Lintas Agama, 12(1), 16-30.

Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga.

Subagiyo, H. 2008. Presean Sebagai Permainan Pemanggilan Hujan Pada Suku Sasak dii Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Yogyakarta: PPPPTK Seni dan Budaya.

Sulistiowati, C. (2014). “BAB II KAJIAN PUSTAKA”. Purwakarta: Universitas Muhammadiyah.

Sutama, I. W. (2021). Pendidikan Karakter dalam Permainan Tradisional Sasak Peresean. Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya, 5(1), -.

Yasa, I. M. A. (2022). Nilai Pendidikan Dalam Tarung Presean. Feniks Muda Sejahtera.

Zohdi, A., Ali, L. U., & Ibrahim, N. (2023). Nilai-Nilai Pendidikan dan Motivasi di Balik Kekerasan dalam Tradisi Suku Sasak di Indonesia. Jurnal Etnografi Indonesia, 8(1), 102-115.