PENDIDIKAN BUDAYA MELAYU MEMPERKUAT JATI DIRI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR

Isi Artikel Utama

Ahmad Syarif
Yasnel Yasnel

Abstrak

Pendidikan budaya memiliki peran penting dalam membentuk jati diri dan karakter pemimpin, terutama di wilayah yang kaya akan kearifan lokal seperti budaya Melayu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran pendidikan budaya Melayu dalam memperkuat jati diri kepemimpinan kepala sekolah di sekolah dasar. Pendekatan penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi pada kepala sekolah yang mengimplementasikan nilai-nilai budaya Melayu dalam kepemimpinannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan budaya Melayu, yang menekankan nilai-nilai seperti keadilan, tanggung jawab, musyawarah, dan kearifan lokal, mampu memperkuat kompetensi kepemimpinan kepala sekolah. Nilai-nilai ini diterapkan dalam pengambilan keputusan, interaksi dengan guru dan siswa, serta dalam menciptakan lingkungan sekolah yang harmonis dan inklusif. Selain itu, pendidikan budaya Melayu memberikan landasan moral yang kokoh, sehingga kepala sekolah mampu menjadi teladan dalam menjaga integritas dan memelihara keberlanjutan budaya lokal di tengah modernisasi. Dengan demikian, integrasi pendidikan budaya Melayu ke dalam pengembangan kepemimpinan menjadi strategi efektif untuk membangun karakter pemimpin yang berjati diri kuat dan berdaya saing.


 

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Syarif, Ahmad, dan Yasnel Yasnel. “PENDIDIKAN BUDAYA MELAYU MEMPERKUAT JATI DIRI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar (JIPDAS) 5, no. 2 (Mei 30, 2025): 899–905. Diakses Juni 23, 2025. https://jurnal.spada.ipts.ac.id/index.php/JIPDAS/article/view/2587.
Bagian
Artikel

Referensi

Avolio (1993). (n.d.). Transformational leadership, organizational culture. International Journal of Public Administration, 17(3–4), 541–554. https://doi.org/10.1080/01900699408524907

Azra, A. 2002. P. B. P. N. (n.d.). Azyumardiazrathinkingabout.

Bernard, M. B. (2006). From Transactional to Transformative Leadership: Learning to Share the Vision. Acorn, 19(3), 4–6.

Fish, B. (2020). GAYA KEPEMIMPINAN SYARIF HIDAYAT DALAM MEMOTIVASI ; KOTA BANDAR LAMPUNG. 2507(February), 1–9.

Hofstede, G. (2011). Dimensionalizing Cultures. Online Readings in Psychology and Culture, 2(1), 1–26.

Kartodirdjo, S. (2017). Pendekatan Ilmu Sosial dalam metodelogi Sejarah.

Maiwan, M. (2018). MEMAHAMI TEORI-TEORI ETIKA: CAKRAWALA DAN PANDANGAN Oleh: Mohammad Maiwan . Jurnal Uiversitas Negeri Jakarta, 193–215.

Mane Mbeu, L. O., & Anwar, A. (2011). Pengembangan Model Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 17(2), 215–224. https://doi.org/10.24832/jpnk.v17i2.19

Muhammad, & Dja, M. T. bin J. S. (2019). Studi, Program Fib, Etnomusikologi Adat, Majelis Melayu, Budaya Takari, Fadlin bin Muhammad Dja ’ far.

Mujiburrahman. (n.d.). Relasi Islam Dan Negara Di Negara Muslim.

Mujiburrahman. (2008). PEMBENTUKAN BUDAYA SEKOLAH DI INDONESIA Ketua Tim Peneliti.

Suparlan, H. (2016). Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Dan Sumbangannya BSuparlan, H. (2016). Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Dan Sumbangannya Bagi Pendidikan Indonesia. Jurnal Filsafat, 25(1), 56. https://doi.org/10.22146/jf.12614agi Pendidikan Indonesia. Jurnal Filsafat, 25(1), 56.

Syed Muhammad Naquib al-Attas, n. (2014). Islam dan Pengaruhnya Terhadap Peradaban Melayu. Dikembangkan, Serta Selalu Diperbarui, Yang Mengikat Baik Tampilan Universal Dan Kosmoplitannya Di Satu Pihak, Dan Tampilan Lokal Dan Nasionalnya Di Lain Pihak. Dua Tradisi Ini Menyediakan Sumber-Sumber Ide Dan Ilham Yang Berlimpah Bagi Kreativitas Pengan, 14(2), 189–212.

Tenas Efendi. (2019). Dessy Wahyuni.

Tilaar, H. A. R. (2004). (2010). Paradigma baru pendidikan nasional. 2024, 136–139.

Ummah .(2019)._Sistem_pembetungan_terpusat_strategi_melestARI.Psycolologi unid.

Yukl, G., & Mahsud, R. (2010). Why flexible and adaptive leadership is essential. Consulting Psychology Journal, 62(2), 81–93. https://doi.org/10.1037/a0019835