MENGGALI ETNOSAINS DALAM PENGOLAHAN LONTONG KUPANG : SUMBER BELAJAR INOVATIF UNTUK SISWA SD
Isi Artikel Utama
Abstrak
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, pengolahan lontong kupang menawarkan peluang besar untuk mengintegrasikan etnosains dalam pembelajaran. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mendokumentasikan potensi etnosains dalam pengolahan lontong kupang sebagai sumber belajar inovatif bagi siswa SD. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan subjek penelitian meliputi nelayan kupang, pengolah petis, dan pengolah lontong kupang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengolahan kupang di Desa Balongdowo mengandung konsep-konsep etnosains yang kaya akan nilai-nilai budaya, filosofi, dan pembelajaran sosial. Proses pengolahan lontong kupang melibatkan serangkaian tahapan yang didasarkan pada pengetahuan dan keterampilan tradisional yang diwariskan secara turun-temurun. Pengolahan lontong kupang memiliki potensi besar sebagai sumber belajar inovatif bagi siswa SD. Konsep-konsep etnosains yang terkandung dalam pengolahan lontong kupang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran tematik, sehingga pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan bermakna. Selain itu, pengolahan lontong kupang juga dapat menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal pada siswa sejak dini. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengolahan lontong kupang di Desa Balongdowo dapat dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dasar sebagai sumber pembelajaran berbasis etnosains yang kaya akan nilai-nilai budaya, filosofi, dan pembelajaran sosial. Pengembangan sumber belajar berbasis etnosains yang mengintegrasikan pengolahan lontong kupang dalam pembelajaran tematik di SD memerlukan kolaborasi antara guru, masyarakat lokal, dan ahli sains. Hal ini juga memperkaya kurikulum sekolah dasar dengan memanfaatkan kearifan lokal, yang pada gilirannya dapat meningkatkan apresiasi siswa terhadap budaya sendiri serta memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep ilmiah yang diajarkan di sekolah. Dengan pendekatan ini, pendidikan menjadi lebih kontekstual, bermakna, dan menarik bagi siswa.
Rincian Artikel

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Referensi
Abdullah, A., Hidayat, T., & Seulalae, A. V. (2021). Moluska: Karakteristik, Potensi dan Pemanfaatan Sebagai Bahan Baku Industri Pangan dan Non Pangan. Syiah Kuala University Press.
Bogdan, R. C., & Biklen, S. K. (2019). Qualitative research for education: An introduction to theories and methods. Pearson.
Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2018). Qualitative inquiry & research design: Choosing among five approaches. Sage publications.
Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (Eds.). (2024). The Sage handbook of qualitative research. Sage publications.
Flick, U. (2023). An introduction to qualitative research. Sage publications.
Gondokesumo, M. E., Sapei, L., Wahjudi, M., & Suseno, N. (2023). Virgin Coconut Oil.
Gunansyah, G., & Widodo, W. (2020). Integrasi Etnosains dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Sains, 8(2), 123-135.
Harini, R., & Istiq’faroh, N. (2023). Konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan implementasinya di Sekolah Dasar di Indonesia. Journal of Contemporary Issues in Primary Education, 1(2), 81-94.
Hidayat, T. (2022). Peningkatan Pemahaman Konsep Sains melalui Praktik Langsung. Jurnal Pendidikan Eksperimental, 6(1), 70-85.
Istiq'faroh, N. (2021). Pengembangan Sumber Belajar Berbasis Etnosains untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, 45-52.
Izzah Dewita Ni’matul.2018. Analisis Hasil Produksi Dan Pendapatan Nelayan Kupang Di Desa Balongdowo Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Skripsi. Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldaña, J. (2020). Qualitative data analysis: A methods sourcebook. Sage publications.
Moleong, L. J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. Remaja Rosdakarya.
Nugroho, B. (2024). Relevansi Konteks Lokal dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Kontekstual, 10(3), 234-248.
Patton, M. Q. (2022). Qualitative research & evaluation methods. Sage publications.
Prasetyo, R. (2023). Efektivitas Pembelajaran Etnosains dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Sains. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 7(2), 100-115.
Putri, L. (2025). Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Kearifan Lokal melalui Pembelajaran Etnosains di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Multikultural, 8(2), 190-205.
Rahmawati, R. (2023). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Etnosains terhadap Pemahaman Konsep Sains Siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan, 11(1), 89-102.
Sari, D. (2023). Implementasi Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 12(1), 45-58.
Satori, D., & Komariah, A. (2019). Metodologi penelitian kualitatif. Alfabeta.
Setiawan, A. (2024). Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis melalui Eksplorasi Praktik Tradisional dalam Pembelajaran Etnosains. Jurnal Pendidikan Karakter, 9(2), 156-170.
Sugiyono. (2025). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Supardi, S. (2022). Peran Etnosains dalam Menjembatani Pengetahuan Ilmiah dan Kearifan Lokal. Jurnal Pendidikan Budaya, 10(3), 210-225.
Susanti, S. (2021). Teknologi Pengolahan Daging Kelinci Secara Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).
Tarigan, N. (2023). Monograf: Potensi Tinuktuk (Makanan Tradisional Simalungun) Sebagai Pangan Fungsional. Penerbit P4I.
Ulfa, A. (2019). Pembelajaran Sains Kontekstual melalui Pendekatan Etnosains. Jurnal Inovasi Pendidikan, 7(1), 67-78.
Wijaya, S. (2024). Pembelajaran Etnosains: Membangun Pemahaman Konsep Sains yang Bermakna bagi Siswa. Jurnal Inovasi Pembelajaran, 8(1), 55-70.
Yin, R. K. (2021). Case study research and applications: Design and methods. Sage publications.