SOSIALISASI NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME PADA PEMUDA DI TANJUNG DAPURA KOTA MAKASSAR
Isi Artikel Utama
Abstrak
Sebagai konsekuensi dari negara yang multikultur, maka pada tahun 2022 pemerintah telah menetapkan sebagai tahun toleransi. Penetapna tersebut tentu telah melalui kajian dan berbagai macam pertimbangan. Selain untuk memperkuat ikatan dan rajutan kebangsaan, juga menjaga harmoni sosial kemasyarakatan pada tahun 2023 sebagai tahun politik, satu tahun menjelang pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah tingkat provinsi dan kabupaten. Kita tidak menginginkan adanya segregasi di antara warga negara yang didasarkan atas perbedaan suku, agama, ras, dan antar golongan. Untuk mendukung kebijakan pemerintah tersebut, maka dosen sebagai warga negara memiliki tugas untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat agar mereka memahami nilai-nilai multikutural. Tindak lanjut dari keiginan tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian dari tri dharma perguruan tinggi. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2023 di rumah salah satu peserta kegiatan. Kegiatan pengabdian ini menjadikan pemuda di Jalan Tanjug Dapura yang tergabung dalam Gerakan Pemuda GPIB Bukit Zaitun sebagai mitra. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memberikan materi yang terkait dengan multikulturalisme, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan diskusi. Para pemuda sebagai mitra menyambut antusias kegiatan ini, sehingga dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan perencanaan yang telah dipersiapkan.
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Referensi
Abidin, Y. Z., & Saebani, B. A. (2014). Pengantar Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
Al Hakim, S., & Untari, S. (2018). Pendidikan Multikultural. Malang: Madani Media.
Azra, A. (2011). Nasionalisme, Etnisitas, dan Agama di Indonesia: Perspektif Islam dan Ketahanan Budaya. In T. J. Lan & M. A. Manan (Eds.), Nasionalisme dan Ketahanan Budaya di Inodnesia: Sebuah Tantangan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Gultom, F. R., Srg, D. R. D., Nasution, N. E., Romaito, P., Hidayani, R. L., & Harahap, K. (2023). Pemberdayaan Pemuda Desa Sipupus Lombang Kecamatan Padang Bolak Julu Kabupaten Padang Lawas Utara. Jurnal ADAM: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 137–143.
Hadi, S. (2012). Konsep humanisme Yunani Kuno dan perkembangannya dalam sejarah pemikiran filsafat. Jurnal Filsafat, 22(2).
Hikmat, H. (2013). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora.
Juliani, R., Cangara, H., & Unde, A. A. (2015). Komunikasi antarbudaya etnis aceh dan bugis-makassar melalui asimilasi perkawinan di kota makassar. KAREBA: Jurnal Ilmu Komunikasi, 70–87.
Moefad, A. M., Naqqiyah, M. S., & Riyah, B. N. S. (2023). Komunikasi Islam dalam Harmoni Keberagaman di Jawa Timur. Jurnal Kopis: Kajian Penelitian Dan Pemikiran Komunikasi Penyiaran Islam, 5(2), 107–117.
Nainggolan, M. (2022). Saling Silang Budaya, Interdisiplin dan Proses Kreatif. Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA), 5(5), 4–8.
Nasikun. (2008). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
Pratama, C. D. (2020). Pluralisme: Definisi dan Dampaknya. Kompas.com.
Rismawidiawati, & Subair, M. (2018). Bugis Culinary Among The Religious Text In The Manuscript Of Sakke Rupa Bone. In P. Dkk (Ed.), International Seminar on Culinary Practices in Wallasea Line: Cultural, Historical and Socio Economic Perspectives. Amara Books.
Ritonga, T., Muhammad, H., & Fauzi, A. (2022). Pengenalan Budaya Serikat Tolong Menolong Kepada Anak SD No. 100612 Sorik. Jurnal ADAM: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2), 152–157.
Rustanto, B. (2015). Masyarakat Multikultur Indonesia. Bandung: Rosda.
Setiana, L. (2005). Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor: Ghalia Indonesia.