IMPLEMENTASI KAMPUS MENGAJAR ANGKATAN 2 SD AL WASHLIYAH 87 LEDONG TIMUR
Isi Artikel Utama
Abstrak
Covid-19 melanda dunia termasuk Indonesia, akibatnya banyak kegiatan masyarakat berubah, termasuk bidang pendidikan dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring.Sekolah, guru dan siswa masih banyak belum siap untuk mengikuti pembelajaran daring , disebabkan banyak hal, seperti masalah tidak mampu membeli perangkat smartphone atau komputer, penguasaan IT , jaringan internet yang tidak memadai,dan tidak mampu untuk membeli kuota internet, mengakibatkan banyak anak sekolah tertinggal dalam pembelajaranl. Untuk mengejar ketertinggalan dalam bidang pendidikan,pemerintah melalui Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi meluncurkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka(MBKM) berisi delapan program salah satunya adalah kegiatan Kampus Mengajar. Kampus Mengajar melibatkan mahasiswa dan dosen dari semua Perguruan Tinggi untuk terjun secara langsung ke sekolah yang sudah ditetapkan untuk membantu pendidikan khususnya untuk Sekolah Dasar sederajat dan Sekolah Menengah Pertama sederajat.
Kegiatan kampus mengajar dimulai dengan tahap observasi, dengan tujuan untuk mengetahui apa yang menjadi kebutuhan , dan kendala apa yang dialami sekolah, sehingga fokus untuk perbaikan dapat dirancang dengan baik, dengan tujuan kegiatan menjadi tepat sasaran, dan mampu meningkatkan kompetensi siswa, guru dan tenaga kependidikan disekolah. Tahapan kegiatan dalam kampus mengajar angkatan 2 di SD Al Washliyah 87 Ledong Timur adalah sebagai berikut : (1) tahap survey, (2) analisis kebutuhan, (3)Persiapan perangkat pendukung kegiatan, (4) pelaksanaan, (5) Refleksi dan evaluasi . Untuk fokus kegiatan yang dilaksanakan dalam program kampus mengajar angkatan 2 ini meliputi empat kegiatan antara lain : (1) meningkatkan Literasi siswa, (2) meningkatkan numerasi siswa, ( 3) perbaikan administrasi sekolah, dan (4) adaptasi teknologi. Dari hasil kegiatan yang sudah dilaksanakan , diperoleh bahawa kemampuan Numerasi siswa masih rendah, siswa masih sangat susah untuk melakukan perhitungan dan operasi matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Untuk kemampuan Literasi juga masih rendah hal ini disebabkan masih ditemukan siswa yang belum lancar membaca dan menulis. Kegiatan adaptasi teknologi diperuntukkan untuk guru dan tenaga kependidikan, diperoleh hasil gambaran bahwa guru dan tenaga kependidikan mampu memahami beberapa program IT, seperti menggunakan zoom, google meet, dan mengarsipkan file dalam google drive. Hasil yang diperolah dalam kegiatan ini adalah guru sudah mampu membuka email, membuka zoom, membuka google meet, dan sudah mampu mengarsipkan data dalam google drive.
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Referensi
Ayuningtyas, N., & Sukriyah, D. (2020). Analisis pengetahuan numerasi Mahasiswa matematika calon guru. Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika237
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/deltapi/article/view/22
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. 2021. Buku Panduan Kampus Mengajar Angkatan 2 Tahun 2021
Ely Nastiti, F dan Ni’mal’Abdu, A.R . 2020. Kesiapan Pendidikan Indonesia Menghadapi era society 5.0. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan. Vol. 5 No. 1.
Fitriana, E., & Khoiri Ridlwan, M. (2021). Pembelajaran Transformatif Berbasis Literasi Dan Numerasi Di Sekolah Dasar. TRIHAYU: Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 8(1), 1284–1291. https://doi.org/10.30738/trihayu.v8i1.11137
Yusnaini, Y & (.2019). Era Revolusi Industri 4.0: Tantangan Dan Peluang Dalam Upaya Meningkatkan Literasi Pendidikan. Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang. Palembang