PENDIDIKAN INKLUSIF DI SEKOLAH DASAR: TANTANGAN, IDENTIFIKASI, DAN DUKUNGAN FASILITAS UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Isi Artikel Utama
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana sekolah dasar dapat memenuhi kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam pendidikan inklusif, serta tantangan yang dihadapi oleh guru dalam mengelola ABK di kelas heterogen. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam, observasi langsung, dan analisis literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar guru mengenali keberadaan ABK di kelas, identifikasi yang tidak lengkap dan kurangnya fasilitas khusus menghambat pengelolaan pendidikan inklusif. Guru juga menghadapi kesulitan dalam memberikan perhatian yang cukup kepada ABK karena keterbatasan pengetahuan dan pelatihan. Beberapa pendekatan yang digunakan oleh guru termasuk komunikasi intensif dengan orang tua dan pendekatan personal terhadap ABK. Namun, terbatasnya fasilitas sekolah dan kurangnya program khusus untuk ABK memperburuk tantangan ini. Kesimpulannya, pendidikan inklusif yang efektif memerlukan peningkatan fasilitas, pelatihan guru, dan perbaikan dalam proses identifikasi ABK. Untuk itu, perlu adanya dukungan lebih besar dari pemerintah dan sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan ramah bagi ABK.
Rincian Artikel

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Referensi
Angreni, S., & Sari, R. T. (2020). Identifikasi dan implementasi pendidikan inklusi bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar sumatera barat. AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 7(2), 145–153.
Fauzan, H. N., Francisca, L., Asrini, V. I., Fitria, I., & Firdaus, A. A. (2021). Sejarah pendidikan anak berkebutuhan khusus (abk) menuju inklusi. Pensa, 3(3), 496–505.
Goo, M. Y. (2020). Manajemen Peserta Didik Anak Berkebutuhan Khusus Melalui Pendekatan Lingkungan Inklusi Ramah Pembelajaran (LIRP) Pada Sekolah Dasar Regule. Jurnal Pelayanan Pastoral, 33–39.
Husna, F., Yunus, N. R., & Gunawan, A. (2019). Hak mendapatkan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus dalam dimensi politik hukum pendidikan. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 6(2), 207–222.
Marfu’atun, E. (2023). Peningkatan Kapasitas Sekolah Falam Layanan Kolaboratif Anak Berkebutuhan Khusus Usia Dini. Fipp.Uny.Ac.Id. https://fipp.uny.ac.id/id/berita/peningkatan-kapasitas-sekolah-falam-layanan-kolaboratif-anak-berkebutuhan-khusus-usia-dini
Putri, N. A., Putri, I. D. K., Anggraini, A., & Romandhoni, V. N. (2023). Upaya Pendidik Dalam Melakukan Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusi. Jurnal Pendidikan Inklusi Citra Bakti, 1(1), 122–126.
Rapisa, D. R., & others. (2018). Kemampuan guru dalam melakukan identifikasi anak berkebutuhan khusus. Pedagogia: Jurnal Ilmu Pendidikan, 16(1), 15–24.
Rofisian, N. (2018). Konsep pendidikan karakter pada anak berkebutuhan khusus. Prosiding Konferensi Ilmiah Dasar, 1, 19–25.
Switri, E. (2022). Pendidikan anak berkebutuhan khusus. Penerbit Qiara Media.
Syarifah, F. (2023). Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus Terus Bertambah tapi Hanya 12 Persen yang Sekolah Formal. Liputan6.Com. https://www.liputan6.com/disabilitas/read/5233102/jumlah-anak-berkebutuhan-khusus-terus-bertambah-tapi-hanya-12-persen-yang-sekolah-formal