SOSIALIASI BAHAN KIMIA BERBAHAYA DALAM MAKANAN DI SD NEGERI 200402 PADANGSIDIMPUAN
Isi Artikel Utama
Abstrak
Makanan yang beredar di masyarakat saat ini, khususnya di Sekolah Dasar lebih banyak berupa makanan instan yang sarat dengan bahan kimia dan aditif seperti bahan pengawet, penyedap rasa, pewarna, serta pemanis (5P), serta kadar nutrisi yang kurang untuk memenuhi kebutuhan harian anak. Hal ini jika dibiarkan tentunya akan mengganggu kesehatan siswa dalam jangka pendek dan dapat mengganggu proses tumbuh kembang siswa dalam skala jangka panjang. Sehingga diberikan sosialisasi bahan kimia berbahaya dalam makanan. Tujuan dari sosialisasi ini adalah agar siswa lebih memahami bahaya zat kimia didalam makanan. Kegiatan sosialisasi ini menggunakan metode interaktif dua arah, dilakukan dengan pemberian informasi dari dosen dan mahasiswa/i Pendidikan Kimia melalui penjabaran materi menggunakan power point, pemberian contoh zat-zat berbahaya, dan proses tanya jawab interaktif. Kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan meliputi kegiatan penyampaian materi dan dialog tanya jawab dengan peserta. Kegiatan sosialisasi ini berlangsung dengan sukses dan memunculkan kesan baik dari para siswa/i SD Negeri 200402, hal ini dapat dilihat dari keinteraktifan para siswa ketika pelaksana menyampaikan presentasi. Banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang diberikan menjadi adanya ketertarikan mereka atas presentasi yang diberikan. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan meningkatkan literasi siswa SD tentang bahaya bahan kimia didalam makanan sehingga mereka dapat lebih berhati-hati pada saat memilih jajanan makanan di sekolah
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Referensi
Badan POM RI. 2013. Pedoman Pangan Jajanan Anak Sekolah Untuk Pencapaian Gizi Seimbang. Jakarta: Badan POM RI
Briawan, D. (2016). Perubahan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Jajanan Anak Sekolah Dasar Program Edukasi Pangan Jajanan. Jurnal Gizi Pangan, 11(3), 201–210.
Hadiana, A. B. (2018). Identification of Cyclamate in School Snacks and Health Complaints. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 10(2), 191–200. https://doi.org/10.20473/jkl.v10i2. 2018.191-200.
Mahdi, C. (2013). Alat Pendeteksi Cepat Kandungan Formalin Borak dan Rhodamin pada Makanan Hasil Penemuan Dosen Universitas Brawijaya yang Diproduksi oleh Laboratorium BioChem. Vokasindo, 1(1), 1–7
Menteri Kesehatan. (2003). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003. Indonesia.
Muniroh, S. (2019). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan terhadap Pengetahuan Siswa tentang Pangan Jajanan Anak Sekolah. Jurnal Keperawatan, 8(2), 15–20. https://doi.org/10.47560/kep.v8i2.122.
Rahmawita, D,H, Putri, L.Advinda. (2018). Kualitas Jajanan Anak sekolah Dasar Secara Mikrobiologi di Kecamatan Koto Tangah PadangSidimpuan. Jurnal Biomedika 10(2), 102-106.
Selinaswati, S., & Fitriani, E. (2018). Peran Sekolah dalam Antisipasi Keracunan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS). Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education, 4(2),126. https://doi.org/10.24036/scs.v4i2.18.
Swasono, M.A.H, Sa'diyah, A.I., Fitri, R. E.N., Hidayanti, R. (2020). Membangun Kebiasaan Membaca pada Anak di Masa Pandemi Covid-19 Melalui Program Satu Jam Tanpa Gawai di Griya Baca Desa Karangrejo. JPM: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Institut Teknologi dan Bisnis Asia Malang, 1(2), 38-50.
Safitri, A., S. Prasetyawan, dan C. Mahdi. (2021). Sosialisasi Metode Uji Cepat Kandungan Zat Berbahaya pada Makanan Jajanan di Sekitar Sekolah SDI Surya Buana Malang. Jurnal Tri Darma Mandiri. 1(1), 1-10.